Pendidik dibisniskan
Para pengusaha sudah menyelewengkan pendidikan yang diberi kebijakan
pemerintah. Kebijakan-kebijakan yang diberi pemerintah wajib belajar 9 tahun,
yang semestisnya dilakukan oleh beberapa instansi terkait dalam kegiatan memberi
kelangsungan bagi generasi penerus bangsa dalam program wajib belajar 9 tahun. Pemerintah yang notebennya sebagai orang tua yang mengurusi anaknya, karena apa sudah banyak pendidikan dijadikan ajang bisnis. misalnya keluarganya dari seorang penjual anaknya harus pandai usaha
maka harus kuliah di fakultas ekonomi. Berawal dari situlah yang salah
seharusnya instansi mengadakan penyuluhan bukan menjadi sebaliknya yang
memanfaatkan hasil-hasil semacam itu untuk perut tuan-tuan pemilik modal maupun
para investor yang membantu kesenjangan pendidikan Indonesia di jadikan ajang persetubuh kolonial dengan imperialis, karena untuk membangun suatu bangsa
perlu kecerdasan moral dan pemikiran. Di lihat dari persentase penduduk di
Indonesia beberapa juta jiwa penduduk di
Indonesia yang belum dapat merasakan bersekolah maupun putus sekolah, banyak
faktor yang menghambat pendidikan tidak
dapat dimiliki masyarakat bawah.
- Ekonomi
rendah
- Beasiswa
bagi orang berprestasi
- Kucuran
dana pemerintah yang disunat
- Pendidikan
yang mahal
Seharusnya pemerintah mencermati sistem dan paradigma pendidikan Indonesia, tampak masih terlalu jauh
panggangan dari api kedewasaan dan kemandirian. Sistem pendidikan masih
terkungkung di bawah kekuasaan sistem pendidikan kolonialisme - kapitalis yang sampai saat ini masih
mengkristal tampak seperti kredo yang sakral. Adanya intervensi otoritas
pemerintah yang dikenal dengan sistem sentralisasi pendidikan – sekarang telah
berubah menjadi desentralisasi – yang meliputi pengklasifikasian sekolah unggulan,
pendikotomian materi agama dan umum, intervensi terhadap meteri pendidikan ( content of education ) yang berlebihan,
penggunaan seragam dan lain sebagainya, adalah tradisi peninggalan kolonialisme
– kapitalis.
Posting Komentar