MANAJEMEN ORGANISASI
Dalam
membangun sebuah organisasi baru, sering muncul kecenderungan untuk segera
melebarkan jaringan kerja organisasi ke seluruh wilayah negeri. Hal ini sering
dilakukan tanpa memperhatikan kelangkaan dan keterbatasan kader organisasi,
dimana mereka pun seringkali masih berpencaran di mana-mana. Sebagai akibatnya,
organisasi tidak mampu merecruit anggota-anggota baru. Meskipun organisasi
berhasil membangun sistem jaringan yang kuat dalam jangka beberapa tahun saja,
namun ia gagal dalam membangun basis yang kuat di setiap kota industri
terpenting.
Kepemimpinan
Organisasi
Sentralisasi
maksimum aktivitas organisasi tidak akan bisa dicapai hanya dengan membangun
sistem kepemimpinan skematik, dengan mengumpulkan sejumlah besar group
organisasi yang tersusun dari bawah ke atas. Yang harus dilakukan di kota-kota
besar, sebagai pusat kehidupan ekonomi, politik dan jaringan
komunikasi/tansportasi, adalah meluaskan jaringan ke seluruh wilayah ekonomi
politik yang mengelilingi dan atau berada di sebuah kota. Pusat organisasi
massa harus berkedudukan di kota industri terbesar pada suatu wilayah/lokal.
Dari sinilah ia harus mengarahkan seluruh pekerjaan organisasi dan politik di
sublokal-sublokalnya. Disamping itu organisasi harus menjaga kontak yang erat
dengan anggotanya dan massa mahasiswa yang bertempat tinggal di sub lokal yang
bersangkutan.
Para
organisator lokal, yang dipilih dalam konferensi lokal dan disepakati oleh
pengurus pusat harian Organisasi, harus memainkan peranan yang permanen dalam
kehidupan organisasi di lokalnya. Pengurus lokal organisasi, sebagai pimpinan
politik tertinggi di lokal yang bersangkutan, harus terus menerus diperkuat
dengan anggota-anggotanya, dengan demikian akan memungkinkan Pengurus untuk
menjaga kontaknya dengan massa. Begitu organisasi semakin berkembang maka
pimpinan lokal organisasi harus benar-benar menjadi pimpinan politik seluruh
aktivitas politik di lokalnya. Sehingga Pengurus lokal organisasi, bersama-sama
dengan Pengurus Pusat, akan menjalankan kepemimpinan politik yang sebenarnya
terhadap organisasi secara keseluruhan.
Garis
yang membatasi ruang lingkup lokal organisasi tidak ditentukan menurut garis
batas wilayah geografisnya. Faktor yang paling menentukan adalah bahwa Pengurus
lokal organisasi harus selalu dalam posisi mengarahkan seluruh aktivitas
sub-komite lokalnya dengan mekanisme kerja yang seragam. Dan, jika inipun tidak
mungkin dilaksanakan, maka Pengurus lokal harus segera dipecah untuk membuat
satu atau dua Pengurus lokal yang baru.
Di kota-kota
besar, jika memang diperlukan, perlu dibentuk berbagai organ yang menghubungkan
berbagai Pengurus lokal ini dengan Pengurus Pusat. Dalam situasi-situasi
tertentu, jika diperlukan, organ-organ penghubung ini diberi kepemimpinan
(sebagai contoh adalah organisasi di kota besar yang memiliki banyak anggota).
Akan tetapi hal ini jangan sampai mendorong terjadinya desentralisasi.
Organisasi
secara keseharian berada di bawah kepemimpinan Pengurus Pusat. Arahan
dan resolusi-resolusi yang dikeluarkan oleh Pengurus pusat akan disampaikan
kepada Pengurus-pengurus wilayahl organisasi, atau kemudian disampaikan kepada
sejumlah komite khusus, atau kepada seluruh organisasi organisasi. Arahan
maupun resolusi-resolusi tadi akan mengikat organisasi dan juga, tentu saja,
seluruh anggota organisasi.
Pengurus
Pusat dipilih oleh Kongres organisasi dan bertanggungjawab kepadanya. Untuk
mengkaji situasi politik secara umum dan memperoleh gambaran yang jelas tentang
keadaan organisasi, maka perlu juga dihadirkan para wakil setiap organ lokal
dalam forum presidium nasoinal yang diadakan secara reguler untuk mengambil
keputusan yang menyangkut kehidupan seluruh organisasi. Untuk alasan ini juga,
perbedean-perbedaan pendapat dalam melihat persoalan taktik yang serius
terwakili dalam forum presidium nasional.
Setiap
pimpinan organisasi harus mengorganisasi pembagian kerja secara efektif. Dengan
demikian akan memungkinkan organisasi untuk mengarahkan pekerjaan sebaik
mungkin. Oleh karenanya, perlu untuk membentuk badan-badan khusus yang
menangani berbagai kerja organisasi (propaganda, distribusi koran, informasi,
kurir dan semacamnya).
Kontrol
Organisasi
Pengurus
lokal organisasi, dan juga Pengurus Pusat, mengontrol aktivitas dan komposisi
seluruh organ yang berada di bawahnya. Untuk ini Pengurus pusat harus
selalu melakukan pertukaran pekerjaan bagi anggota-anggota organisasi yang
menempati posisi-posisi tertentu (para editor, organisator, propagandis dan
sebagainya), melakukan pemindahan antar kota, sejauh hal ini bisa memperlancar
pekerjaan organisasi. Para editor maupun propagandis juga harus terlibat dalam
salah satu group kerja tertentu.
Pengurus
pusat organisasi harus selalu memperoleh laporan yang lengkap dari
seluruh organ dibawahnya, group-group yang ada maupun dari individu-individu
anggota organisasi. Para wakil dan delegasi pengurus pusat berhak menghadiri
semua pertemuan dan sidang-sidang yang diselenggarakan organ-organ yang ada
dibawahnya maupun diskusi group-group. Dalam kesempatan-kesempatan seperti ini,
para delegasi memiliki hak veto.
Pengurus
Pusat harus selalu memiliki delegasi (komisaris) yang akan membawa instruksi
maupun informasi dari Pengurus Pusat kepada berbagai organ lokasl maupun
sejumlah group yang berkaitan dengan persoalan politik dan organisasional. Hal
ini disampaikan baik melalui hubungan surat-menyurat maupun komunikasi lisan.
Pengurus
Pusat maupun organ-organ lokal harus memiliki komisi-komisi revisi yang terdiri
dari kawan-kawan yang terlatih dan berpengalaman. Tugas komisi semacam ini
adalah mengontrol dana dan keuangan (auditing) organisasi.
Masing-masing
organisasi, cabang organisasi maupun individu-individu anggota mempunyai hak
untuk sewaktu-waktu menyampaikan saran-saran, komentar atau keluhan-keluhannya
langsung ke Pengurus pusat. Semua arahan dan keputusan organ pimpinan
organisasi bersifat mengikat organisasi-organisasi maupun individu-individu di
bawahnya.
Kewajiban
dan tanggung jawab organ pimpinan organisasi untuk menangani pelanggaran
maupun pengabaian tugas oleh kawan-kawan pimpinan tidak bisa sepenuhnya
dilakukan dengan cara-cara formal. Sebagai contoh, dalam sebuah organisasi
illegal, pertanggungjawaban mereka tidak bersifat formal. Yang harus
dilakukan oleh organ pimpinan adalah mengumpulkan berbagai pendapat dari
anggota-anggota organisasi lainnya, menerima, mencatat, mendiskusikan informasi
yang akurat. Baru setelah proses ini dilewati maka segera diambil tindakan.
Dalam
seluruh penampilan dan aktivitas politiknya ke luar organisasi, para anggota
Organisasi wajib selalu bertindak sebagai anggota yanq berdisiplin dari
organisasi militant. Jika muncul ketidaksepakatan mengenai sejumlah metode
aksi, maka, sejauh mungkin ia didiskusikan terlebih dahulu dalam forum
organisasi organisasi sebelum diambil keputusan, setelah itu tindakan/aksi
dilakukan hanya berdasarkan keputusan yang telah diambil. Untuk memastikan agar
semua keputusan organisasi dijalankan sepenuhnya oleh organisasi dan anggota
organisasi, maka sebanyak mungkin anggota organisasi harus dilibatkan dalam
mendiskusikan dan mengambil keputusan. Seluruh level jajaran organisasi harus
menentukan apakah ada persoalan tertentu yang harus didiskusikan secara terbuka
oleh masing-masing individu anggota (di koran maupun pamflet, misalnya), dalam
bentuk apa dan sejauh mana hal ini dilakukan. Jika ada anggota organisasi yanq
memandanq keputusan organisasi maupun organ pimpinan organisasi yang tidak
tepat, maka kawan anggota yang bersangkutan jangan sampai membuat pernyataan
atau tindakan di depan umum yang dapat melemahkan atau menghancurkan
kesatuan gerak organisasi di garis depan. Karenanya tindakan demikian
merupakan bentuk pelanggaran disiplin yang paling besar dan kesalahan
yang paling berat, yang dilakukan dalam perjuangan revolusioner.
Adalah
kewajiban untuk membela Organisasi dalam menghadapi musuh-musuh rakyat. Siapa
saja yang melalaikan kewajiban ini adalah seorang Progresif revolusioner yang
buruk, dan siapa-saja yang dengan sengaja menyerang di depan umum harus
dianggap sebagai musuh organisasi.
Distribusi
Kerja dan Penempatan Anggota Organisasi
Organisasi
harus menjadi sekolah kerja bagi kader-kader revolusioner. Hubungan yang
organik antar organ organisasi dan antar anggota hanya akan terbina
melalui kerjasama sehari-hari dalam organisasi. Selama ini, organisasi-organisasi
massa belum sepenuhnya berhasil menggalang seluruh anggotanya dalam pekerjaan
aktif sehari-hari. Hal ini merupakan hambatan yang sangat besar untuk memajukan
dan mengembangkan organisasi.
Tahap-tahap
awal perubahan menuju sebuah organisasi massa yang revolusioner seringkali
tidak lebih dari sekedar pencantuman program revolusioner saja: yakni hanya
menggantikan doktrin lamanya dan menggantikan pengurus-pengurus organisasi.
Namun penerimaan terhadap program revolusioner tak lebih dari sekedar menggambarkan
keinginan organisasi tersebut untuk menjadi sebuah organisasi massa. Jika
organisasi gagal menjalankan kerja-kerjanya dan jika massa anggotanya dibiarkan
pasif, maka organisasi tidak akan bisa memenuhi kewajibannya yang paling
minimum sekalipun. Karena syarat yang paling utama menjalankan program
adalah partisifasi secara penuh seluruh anggota dalam pekerjaan sehari-hari
organisasi.
Seni
menjalankan organisasi massa terletak pada kemampuannya untuk melibatkan segala
hal dan semua orang dalam perjuangan kelas tertindas, melakukan pendistribusian
kerja organisasi secara efektif dikalangan seluruh anggota dan melalui
anggota-anggota ini, terus menerus menarik massa seluas mungkin ke dalam
gerakan revolusioner. Artinya, organisasi harus selalu berada dalam posisi
memimpin seluruh gerakan. Posisi kepemimpinan ini tidak diperoleh organisasi
melalui pemaksaan kekuatan, namun melalui energinya yang besar, kemampuannnya
yang beragam, pengetahuannya yang luas, pengalamanannya yang banyak dan
fleksibilitasnya.
Sebuah
organisasi massa haruslah terdiri dari orang-orang yang aktif saja, dan ia akan
menuntut setiap jajaran anggota organisasi untuk mencurahkan segenap tenaga dan
waktunya untuk pekerjaan organisasi. Disamping memiliki komitmen terhadap
perjuangan, para anggota organisasi juga harus didaftarkan secara resmi,
didahului dengan masa pencalonan, kemudian menjadi anggota resmi, membayar
iuran anggota, berlangganan koran organisasi, dan sebagainya. Namun yang
terpenting dari semua ini adalah keterlibatannya secara aktif dalam pekerjaan
sehari-hari organisasi.
Agar bisa
menjalankan pekerjaan sehari-hari, tiap-tiap anggota organisasi harus bergabung
ke dalam group/kelompok kerja kecil seperti: sebuah komite, komisi,
badan, group, maupun sel. Hanya dengan cara inilah kerja-kerja organisasi dapat
didistribusikan, diarahkan dan dijalankan secara tepat.
Tentu
saja para anggota harus menghadiri pertemuan-pertemuan, rapat-rapat umum yang
diadakan organisasi-organisasi lokal mereka. Seluruh anggota organisasi
berkewajiban untuk menghadiri pertemuan-pertemuan umum secara reguler. Namun
hal ini tidaklah cukup. Persiapan-persiapan untuk menyelenggarakan
pertemuan-pertemuan semacam ini haruslah terlebih dahulu dilakukan oleh
group-group kecil atau oleh kawan-kawan yang diserahi tugas melakukan
perencanaan secara rinci bagi penyiapan dan penyelenggaraan pertemuan.
Group-group kecil ini secara efektif akan menggunakan dan mempersiapkan
pertemuan-pertemuan umum, demonstrasi-demonstrasi maupun aksi -aksi. Hanya
group-group kecil seperti inilah yanq mampu mengkaji dan menjalankan sejumlah
tugas lain yang berhubungan dengan aktivitas-aktivitas semacam ini. Jika
seluruh anggota tidak dibagi-bagi ke dalam sejumlah qroup kecil, kedalam kerja
sehari-hari bagi organisasi, maka semilitan apapun upaya yang dilakukan
organisasi dalam memajukan perjuangannya, tidak akan membuahkan apa-apa, dan ia
akan gagal mengkonsolidasikan seluruh tenaga revolusioner menjadi satu
Organisasi massa yang kuat.
Sel-sel
organisasi harus dibentuk untuk menjalankan kerja sehari-hari dalam berbagai
lapangan aktivitas organisasi, seperti: agitasi dari rumah ke rumah,
penyelenggaraan sekolah-sekolah organisasi, kelompok pembaca surat kabar/koran
organisasi, pendistribusian bahan bacaan, jasa pelayanan informasi, kerja-kerja
kurir dan sebagainya. Tujuan dari pembentukan sel-sel organisasi secara
tersendiri adalah untuk merebut kepemimpinan di suatu tempat.
Reorganisasi
Pengenalan
secara umum tentang kewajiban kerja dalam organisasi dan tentang group-group
kerja yang kecil ini merupakan tugas yang sangat sulit bagi sebuah organisasi
massa. Hasilnya tidak bisa kita peroleh dalam satu malam; untuk itu sangat
diperlukan kesabaran, pertimbangan yang matang dan energi yang besar.
Sejak
awal, pengenalan langgam kerja organisasi ini harus dilakukan sangat hati-hati
serta didahului dengan diskusi yang mendalam. Tentu merupakan hal yang mudah
saja bagi organisasi untuk sekedar menempatkan para anggotanya ke dalam sel-sel
maupun group-group kecil supaya mereka mudah terlibat dalam pekerjaan
sehari-hari organisasi, sebagaimana yanq selama ini tercantum dalam skema
formal yang ada. Akan tetapi lebih baik tidak memulai pekerjaan dengan
cara-cara demikian, karena ini hanya akan memunculkan ketidakpuasan dan
kebingungan di kalangan anggota organisasi terhadap langgam kerja baru ini.
Adalah
sangat penting bagi organ-organ pimpinan untuk mengadakan diskusi/konsultasi
secara rinci dengan anggota-anggota organisasi. Diskusi harus dilakukan sesama
anggota yang teguh hati, tulus serta sebagai organisator yang cakap, yang
memiliki pengetahuan mendalam terhadap situasi umum gerakan mahasiswa di
berbagai pusat gerakan di seluruh negeri. Berdasarkan penemuan-penemuan inilah
organ pimpinan organisasi kemudian menyusun prinsip-prinsip dasar bagi metode
kerja yang baru. Selanjutnya, para instruktur, organisator atau komisi
pengorganisasian harus menyiapkan rencana kerja pada tingkat lokal, memilih
pimpinan-pimpinan group serta melancarkan kampanye tentang langgam kerja yang
baru ini. Setelah semua ini diselesaikan maka seluruh organisasi, group-group
kerja, sel-sel dan individu-individu yang diberi tugas-tuqas secara kongkrit,
jelas, disepakati, diperlukan, organisasi harus memberikan peragaan bagaimana
melaksanakan tugas tersebut. Dalam hal ini, peragaan dan pengarahan harus
difokuskan pada kemungkinan munculnya kekeliruan yang harus dihindari dalam
pelaksanaan tugasnya.
Reorganisasi
harus dilakukan setahap demi setahap. Organisasi-organisasi lokal jangan sampai
tergesa-gesa membentuk terlalu banyak sel dan group-group kerja baru sekaligus.
Para anggota organisasi harus diberi kesempatan untuk belajar terlebih dahulu
dari pengalaman keberhasilan dalam pengorganisasian sel-sel di kampus-kampus
besar. Dan para anggota harus juga belajar dari pengalaman pembentukan
group-group kerja organisasi yang menangani informasi, komunikasi, agitasi dari
rumah ke rumah, gerakan perempuan, distribusi koran, mengurus pengangguran atau
semacamnya. Bentuk-bentuk organisasi yang lama jangan lah semena-mena
dibubarkan jika kerangka organisasi yang baru belum terbangun.
Organ-organ
pimpinan organisasi massa jangan sampai lengah dalam mengontrol kerja-kerja
elementer organisasional ini dan ia harus selalu memberikan arahannya secara
konsisten. Hal ini menuntut upaya yang sungguh-sungguh keras dari kawan-kawan
pimpinan organisasi. Kepemimpinan dalam Organisasi massa tidak hanya
bertanggung-jawab dalam memastikan selesai atau tidaknya suatu pekerjaan, namun
ia juga harus membantu dan mengarahkan pekerjaan ini secara sistematis. Untuk
itu, kawan-kawan pimpinan harus membekali diri dengan pemahaman praktis
terhadap kondisi khas yang melingkupi dan menjadi orientasinya. Mereka juga
harus mengawasi jika terjadi kekeliruan. Mereka harus memanfaatkan pengalaman
dan pengetahuan mereka untuk memperbaiki metode kerja, tanpa melupakan
tujuan-tujuan perjuangannya.
Laporan
reguler
Salah
satu kewajiban organisasi massa adalah membuat laporan. Hal ini berlaku bagi
seluruh organisasi, organ dan para anggota. Laporan-laporan reguler
harus dibuat sesuai dengan jadwalnya, sementara laporan-laporan khusus juga
dibuat bagi setiap tugas khusus yang telah dijalankan atas instruksi
organisasi. Adalah penting untuk membuat dan menyusun laporan tersebut secara
sistematik sesuai dengan prosedur laporan dari tradisi gerakan organisasi.
Organ-organ
lokal harus membuat laporan kegiatannya secara reguler kepada Pengurus pusat
organisasi. Setiap organisasi organisasi harus menyajikan laporannya kepada
organ yang tepat berada di atasnya (sebagai contoh: organisasi lokal harus
membuat laporan mingguannya ke organ wilayah dan juga ke pengurus pusat
organisasi). Tiap-tiap sel, dan group kerja harus membuat laporan kepada organ
organisasi yang memimpinnya. Sementara itu, seluruh anggota juga harus membuat
laporan tentang kemajuan kerja mereka seminggu sekali kepada sel atau group
kerjanya, dan kepada organ yang telah memberinya tugas khusus.
Laporan
harus selalu dibuat begitu ada kesempatan. Laporan-laporan itu harus dibuat
secara tertulis, ringkas dan langsung ke pokok masalah sesuai dengan format
laporan yang telah disepakati. Orang yang menerima laporan harus bertanggung
jawab untuk mengamankan informasi tersebut dan jangan sampai
mempublikasikannya. Begitu dia menerima laporan, dia harus segera
menyampaikannya tanpa ditunda-tunda kepada organ organisasi yang
bersangkutan.
Tentu
saja, laporan-laporan organisasi ini tidak hanya memuat aktivitas Si Pembuat
laporan. Si Pelapor juga harus menyampaikan seluruh hasil pengamatannya selama
dia menjalankan pekerjaan organisasi, terutama mengenai hal-hal yang
bersangkutan dengan perjuangan. Yang dimaksudkan disini adalah hal-hal yang
sekiranya akan bisa dipertimbanqkan untuk mendorong perubahan-perubahan maupun
untuk perbaikan-perbaikan kerja selanjutnya. Para anggota harus menyampaikan
usulan-usulan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan kerja
organisasi. Sel-sel organisasi, dan group-group kerja harus mendiskusikan
seluruh laporan yang mereka terima atau yang mereka sampaikan. Diskusi terhadap
isi laporan harus menjadi kebiasaan dalam kerja.
Sel-sel
maupun group-group kerja harus menugaskan setiap anggota maupun setiap
group-groupnya untuk secara teratur mempelajari dan melaporkan
aktivitas-aktivitas organisasi kemahasiswaan yang didominasi elemen borjuis
kecil dan terutama sekali, seluruh organisasi organisasi-organisasi yang
radikal.
Posting Komentar