Headlines News :
Home » » MANAJEMEN ORGANISASI

MANAJEMEN ORGANISASI

Written By Unknown on Jumat, 26 April 2013 | 00.33


MANAJEMEN ORGANISASI

Dalam membangun sebuah organisasi baru, sering muncul kecenderungan untuk segera melebarkan jaringan kerja organisasi ke seluruh wilayah negeri. Hal ini sering dilakukan tanpa memperhatikan kelangkaan dan keterbatasan kader organisasi, dimana mereka pun seringkali masih berpencaran di mana-mana. Sebagai akibatnya, organisasi tidak mampu merecruit anggota-anggota baru. Meskipun organisasi berhasil membangun sistem jaringan yang kuat dalam jangka beberapa tahun saja, namun ia gagal dalam membangun basis yang kuat di setiap kota industri terpenting.  

Kepemimpinan Organisasi
Sentralisasi maksimum aktivitas organisasi tidak akan bisa dicapai hanya dengan membangun sistem kepemimpinan skematik, dengan mengumpulkan sejumlah besar group organisasi yang tersusun dari bawah ke atas. Yang harus dilakukan di kota-kota besar, sebagai pusat kehidupan ekonomi, politik dan jaringan komunikasi/tansportasi, adalah meluaskan jaringan ke seluruh wilayah ekonomi politik yang mengelilingi dan atau berada di sebuah kota. Pusat organisasi massa harus berkedudukan di kota industri terbesar pada suatu wilayah/lokal. Dari sinilah ia harus mengarahkan seluruh pekerjaan organisasi dan politik di sublokal-sublokalnya. Disamping itu organisasi harus menjaga kontak yang erat dengan anggotanya dan massa mahasiswa yang bertempat tinggal di sub lokal yang bersangkutan.
Para organisator lokal, yang dipilih dalam konferensi lokal dan disepakati oleh pengurus pusat harian Organisasi, harus memainkan peranan yang permanen dalam kehidupan organisasi di lokalnya. Pengurus lokal organisasi, sebagai pimpinan politik tertinggi di lokal yang bersangkutan, harus terus menerus diperkuat dengan anggota-anggotanya, dengan demikian akan memungkinkan Pengurus untuk menjaga kontaknya dengan massa. Begitu organisasi semakin berkembang maka pimpinan lokal organisasi harus benar-benar menjadi pimpinan politik seluruh aktivitas politik di lokalnya. Sehingga Pengurus lokal organisasi, bersama-sama dengan Pengurus Pusat, akan menjalankan kepemimpinan politik yang sebenarnya terhadap organisasi secara keseluruhan.
Garis yang membatasi ruang lingkup lokal organisasi tidak ditentukan menurut garis batas wilayah geografisnya. Faktor yang paling menentukan adalah bahwa Pengurus lokal organisasi harus selalu dalam posisi mengarahkan seluruh aktivitas sub-komite lokalnya dengan mekanisme kerja yang seragam. Dan, jika inipun tidak mungkin dilaksanakan, maka Pengurus lokal harus segera dipecah untuk membuat satu atau dua Pengurus lokal yang baru.
Di kota-kota besar, jika memang diperlukan, perlu dibentuk berbagai organ yang menghubungkan berbagai Pengurus lokal ini dengan Pengurus Pusat. Dalam situasi-situasi tertentu, jika diperlukan, organ-organ penghubung ini diberi kepemimpinan (sebagai contoh adalah organisasi di kota besar yang memiliki banyak anggota). Akan tetapi hal ini jangan sampai mendorong terjadinya desentralisasi.
Organisasi secara keseharian berada di bawah kepemimpinan Pengurus Pusat. Arahan dan resolusi-resolusi yang dikeluarkan oleh Pengurus pusat akan disampaikan kepada Pengurus-pengurus wilayahl organisasi, atau kemudian disampaikan kepada sejumlah komite khusus, atau kepada seluruh organisasi organisasi. Arahan maupun resolusi-resolusi tadi akan mengikat organisasi dan juga, tentu saja, seluruh anggota organisasi.
Pengurus Pusat dipilih oleh Kongres organisasi dan bertanggungjawab kepadanya. Untuk mengkaji situasi politik secara umum dan memperoleh gambaran yang jelas tentang keadaan organisasi, maka perlu juga dihadirkan para wakil setiap organ lokal dalam forum presidium nasoinal yang diadakan secara reguler untuk mengambil keputusan yang menyangkut kehidupan seluruh organisasi. Untuk alasan ini juga, perbedean-perbedaan pendapat dalam melihat persoalan taktik yang serius terwakili dalam forum presidium nasional.
Setiap pimpinan organisasi harus mengorganisasi pembagian kerja secara efektif. Dengan demikian akan memungkinkan organisasi untuk mengarahkan pekerjaan sebaik mungkin. Oleh karenanya, perlu untuk membentuk badan-badan khusus yang menangani berbagai kerja organisasi (propaganda, distribusi koran, informasi, kurir dan semacamnya).  

Kontrol Organisasi
Pengurus lokal organisasi, dan juga Pengurus Pusat, mengontrol aktivitas dan komposisi seluruh organ yang berada di bawahnya. Untuk ini Pengurus pusat harus selalu melakukan pertukaran pekerjaan bagi anggota-anggota organisasi yang menempati posisi-posisi tertentu (para editor, organisator, propagandis dan sebagainya), melakukan pemindahan antar kota, sejauh hal ini bisa memperlancar pekerjaan organisasi. Para editor maupun propagandis juga harus terlibat dalam salah satu group kerja tertentu.
Pengurus pusat organisasi harus selalu memperoleh laporan yang lengkap dari seluruh organ dibawahnya, group-group yang ada maupun dari individu-individu anggota organisasi. Para wakil dan delegasi pengurus pusat berhak menghadiri semua pertemuan dan sidang-sidang yang diselenggarakan organ-organ yang ada dibawahnya maupun diskusi group-group. Dalam kesempatan-kesempatan seperti ini, para delegasi memiliki hak veto.
Pengurus Pusat harus selalu memiliki delegasi (komisaris) yang akan membawa instruksi maupun informasi dari Pengurus Pusat kepada berbagai organ lokasl maupun sejumlah group yang berkaitan dengan persoalan politik dan organisasional. Hal ini disampaikan baik melalui hubungan surat-menyurat maupun komunikasi lisan.
Pengurus Pusat maupun organ-organ lokal harus memiliki komisi-komisi revisi yang terdiri dari kawan-kawan yang terlatih dan berpengalaman. Tugas komisi semacam ini adalah mengontrol dana dan keuangan (auditing) organisasi.
Masing-masing organisasi, cabang organisasi maupun individu-individu anggota mempunyai hak untuk sewaktu-waktu menyampaikan saran-saran, komentar atau keluhan-keluhannya langsung ke Pengurus pusat. Semua arahan dan keputusan organ pimpinan organisasi bersifat mengikat organisasi-organisasi maupun individu-individu di bawahnya.
Kewajiban dan tanggung jawab organ pimpinan organisasi untuk menangani pelanggaran maupun pengabaian tugas oleh kawan-kawan pimpinan tidak bisa sepenuhnya dilakukan dengan cara-cara formal. Sebagai contoh, dalam sebuah organisasi illegal, pertanggungjawaban mereka tidak bersifat formal. Yang harus dilakukan oleh organ pimpinan adalah mengumpulkan berbagai pendapat dari anggota-anggota organisasi lainnya, menerima, mencatat, mendiskusikan informasi yang akurat. Baru setelah proses ini dilewati maka segera diambil tindakan.
Dalam seluruh penampilan dan aktivitas politiknya ke luar organisasi, para anggota Organisasi wajib selalu bertindak sebagai anggota yanq berdisiplin dari organisasi militant. Jika muncul ketidaksepakatan mengenai sejumlah metode aksi, maka, sejauh mungkin ia didiskusikan terlebih dahulu dalam forum organisasi organisasi sebelum diambil keputusan, setelah itu tindakan/aksi dilakukan hanya berdasarkan keputusan yang telah diambil. Untuk memastikan agar semua keputusan organisasi dijalankan sepenuhnya oleh organisasi dan anggota organisasi, maka sebanyak mungkin anggota organisasi harus dilibatkan dalam mendiskusikan dan mengambil keputusan. Seluruh level jajaran organisasi harus menentukan apakah ada persoalan tertentu yang harus didiskusikan secara terbuka oleh masing-masing individu anggota (di koran maupun pamflet, misalnya), dalam bentuk apa dan sejauh mana hal ini dilakukan. Jika ada anggota organisasi yanq memandanq keputusan organisasi maupun organ pimpinan organisasi yang tidak tepat, maka kawan anggota yang bersangkutan jangan sampai membuat pernyataan atau tindakan di depan umum yang dapat melemahkan atau menghancurkan kesatuan gerak organisasi di garis depan. Karenanya tindakan demikian merupakan bentuk pelanggaran disiplin yang paling besar dan kesalahan yang paling berat, yang dilakukan dalam perjuangan revolusioner.
Adalah kewajiban untuk membela Organisasi dalam menghadapi musuh-musuh rakyat. Siapa saja yang melalaikan kewajiban ini adalah seorang Progresif revolusioner yang buruk, dan siapa-saja yang dengan sengaja menyerang di depan umum harus dianggap sebagai musuh organisasi.  

Distribusi Kerja dan Penempatan Anggota Organisasi
Organisasi harus menjadi sekolah kerja bagi kader-kader revolusioner. Hubungan yang organik antar organ organisasi dan antar anggota hanya akan terbina melalui kerjasama sehari-hari dalam organisasi. Selama ini, organisasi-organisasi massa belum sepenuhnya berhasil menggalang seluruh anggotanya dalam pekerjaan aktif sehari-hari. Hal ini merupakan hambatan yang sangat besar untuk memajukan dan mengembangkan organisasi.
Tahap-tahap awal perubahan menuju sebuah organisasi massa yang revolusioner seringkali tidak lebih dari sekedar pencantuman program revolusioner saja: yakni hanya menggantikan doktrin lamanya dan menggantikan pengurus-pengurus organisasi. Namun penerimaan terhadap program revolusioner tak lebih dari sekedar menggambarkan keinginan organisasi tersebut untuk menjadi sebuah organisasi massa. Jika organisasi gagal menjalankan kerja-kerjanya dan jika massa anggotanya dibiarkan pasif, maka organisasi tidak akan bisa memenuhi kewajibannya yang paling minimum sekalipun. Karena syarat yang paling utama menjalankan program adalah partisifasi secara penuh seluruh anggota dalam pekerjaan sehari-hari organisasi.
Seni menjalankan organisasi massa terletak pada kemampuannya untuk melibatkan segala hal dan semua orang dalam perjuangan kelas tertindas, melakukan pendistribusian kerja organisasi secara efektif dikalangan seluruh anggota dan melalui anggota-anggota ini, terus menerus menarik massa seluas mungkin ke dalam gerakan revolusioner. Artinya, organisasi harus selalu berada dalam posisi memimpin seluruh gerakan. Posisi kepemimpinan ini tidak diperoleh organisasi melalui pemaksaan kekuatan, namun melalui energinya yang besar, kemampuannnya yang beragam, pengetahuannya yang luas, pengalamanannya yang banyak dan fleksibilitasnya.
Sebuah organisasi massa haruslah terdiri dari orang-orang yang aktif saja, dan ia akan menuntut setiap jajaran anggota organisasi untuk mencurahkan segenap tenaga dan waktunya untuk pekerjaan organisasi. Disamping memiliki komitmen terhadap perjuangan, para anggota organisasi juga harus didaftarkan secara resmi, didahului dengan masa pencalonan, kemudian menjadi anggota resmi, membayar iuran anggota, berlangganan koran organisasi, dan sebagainya. Namun yang terpenting dari semua ini adalah keterlibatannya secara aktif dalam pekerjaan sehari-hari organisasi.
Agar bisa menjalankan pekerjaan sehari-hari, tiap-tiap anggota organisasi harus bergabung ke dalam group/kelompok kerja kecil seperti: sebuah komite, komisi, badan, group, maupun sel. Hanya dengan cara inilah kerja-kerja organisasi dapat didistribusikan, diarahkan dan dijalankan secara tepat.
Tentu saja para anggota harus menghadiri pertemuan-pertemuan, rapat-rapat umum yang diadakan organisasi-organisasi lokal mereka. Seluruh anggota organisasi berkewajiban untuk menghadiri pertemuan-pertemuan umum secara reguler. Namun hal ini tidaklah cukup. Persiapan-persiapan untuk menyelenggarakan pertemuan-pertemuan semacam ini haruslah terlebih dahulu dilakukan oleh group-group kecil atau oleh kawan-kawan yang diserahi tugas melakukan perencanaan secara rinci bagi penyiapan dan penyelenggaraan pertemuan. Group-group kecil ini secara efektif akan menggunakan dan mempersiapkan pertemuan-pertemuan umum, demonstrasi-demonstrasi maupun aksi -aksi. Hanya group-group kecil seperti inilah yanq mampu mengkaji dan menjalankan sejumlah tugas lain yang berhubungan dengan aktivitas-aktivitas semacam ini. Jika seluruh anggota tidak dibagi-bagi ke dalam sejumlah qroup kecil, kedalam kerja sehari-hari bagi organisasi, maka semilitan apapun upaya yang dilakukan organisasi dalam memajukan perjuangannya, tidak akan membuahkan apa-apa, dan ia akan gagal mengkonsolidasikan seluruh tenaga revolusioner menjadi satu Organisasi massa yang kuat.
Sel-sel organisasi harus dibentuk untuk menjalankan kerja sehari-hari dalam berbagai lapangan aktivitas organisasi, seperti: agitasi dari rumah ke rumah, penyelenggaraan sekolah-sekolah organisasi, kelompok pembaca surat kabar/koran organisasi, pendistribusian bahan bacaan, jasa pelayanan informasi, kerja-kerja kurir dan sebagainya. Tujuan dari pembentukan sel-sel organisasi secara tersendiri adalah untuk merebut kepemimpinan di suatu tempat.  

Reorganisasi
Pengenalan secara umum tentang kewajiban kerja dalam organisasi dan tentang group-group kerja yang kecil ini merupakan tugas yang sangat sulit bagi sebuah organisasi massa. Hasilnya tidak bisa kita peroleh dalam satu malam; untuk itu sangat diperlukan kesabaran, pertimbangan yang matang dan energi yang besar.
Sejak awal, pengenalan langgam kerja organisasi ini harus dilakukan sangat hati-hati serta didahului dengan diskusi yang mendalam. Tentu merupakan hal yang mudah saja bagi organisasi untuk sekedar menempatkan para anggotanya ke dalam sel-sel maupun group-group kecil supaya mereka mudah terlibat dalam pekerjaan sehari-hari organisasi, sebagaimana yanq selama ini tercantum dalam skema formal yang ada. Akan tetapi lebih baik tidak memulai pekerjaan dengan cara-cara demikian, karena ini hanya akan memunculkan ketidakpuasan dan kebingungan di kalangan anggota organisasi terhadap langgam kerja baru ini.
Adalah sangat penting bagi organ-organ pimpinan untuk mengadakan diskusi/konsultasi secara rinci dengan anggota-anggota organisasi. Diskusi harus dilakukan sesama anggota yang teguh hati, tulus serta sebagai organisator yang cakap, yang memiliki pengetahuan mendalam terhadap situasi umum gerakan mahasiswa di berbagai pusat gerakan di seluruh negeri. Berdasarkan penemuan-penemuan inilah organ pimpinan organisasi kemudian menyusun prinsip-prinsip dasar bagi metode kerja yang baru. Selanjutnya, para instruktur, organisator atau komisi pengorganisasian harus menyiapkan rencana kerja pada tingkat lokal, memilih pimpinan-pimpinan group serta melancarkan kampanye tentang langgam kerja yang baru ini. Setelah semua ini diselesaikan maka seluruh organisasi, group-group kerja, sel-sel dan individu-individu yang diberi tugas-tuqas secara kongkrit, jelas, disepakati, diperlukan, organisasi harus memberikan peragaan bagaimana melaksanakan tugas tersebut. Dalam hal ini, peragaan dan pengarahan harus difokuskan pada kemungkinan munculnya kekeliruan yang harus dihindari dalam pelaksanaan tugasnya.
Reorganisasi harus dilakukan setahap demi setahap. Organisasi-organisasi lokal jangan sampai tergesa-gesa membentuk terlalu banyak sel dan group-group kerja baru sekaligus. Para anggota organisasi harus diberi kesempatan untuk belajar terlebih dahulu dari pengalaman keberhasilan dalam pengorganisasian sel-sel di kampus-kampus besar. Dan para anggota harus juga belajar dari pengalaman pembentukan group-group kerja organisasi yang menangani informasi, komunikasi, agitasi dari rumah ke rumah, gerakan perempuan, distribusi koran, mengurus pengangguran atau semacamnya. Bentuk-bentuk organisasi yang lama jangan lah semena-mena dibubarkan jika kerangka organisasi yang baru belum terbangun.
Organ-organ pimpinan organisasi massa jangan sampai lengah dalam mengontrol kerja-kerja elementer organisasional ini dan ia harus selalu memberikan arahannya secara konsisten. Hal ini menuntut upaya yang sungguh-sungguh keras dari kawan-kawan pimpinan organisasi. Kepemimpinan dalam Organisasi massa tidak hanya bertanggung-jawab dalam memastikan selesai atau tidaknya suatu pekerjaan, namun ia juga harus membantu dan mengarahkan pekerjaan ini secara sistematis. Untuk itu, kawan-kawan pimpinan harus membekali diri dengan pemahaman praktis terhadap kondisi khas yang melingkupi dan menjadi orientasinya. Mereka juga harus mengawasi jika terjadi kekeliruan. Mereka harus memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan mereka untuk memperbaiki metode kerja, tanpa melupakan tujuan-tujuan perjuangannya. 

Laporan reguler
Salah satu kewajiban organisasi massa adalah membuat laporan. Hal ini berlaku bagi seluruh organisasi, organ dan para anggota. Laporan-laporan reguler harus dibuat sesuai dengan jadwalnya, sementara laporan-laporan khusus juga dibuat bagi setiap tugas khusus yang telah dijalankan atas instruksi organisasi. Adalah penting untuk membuat dan menyusun laporan tersebut secara sistematik sesuai dengan prosedur laporan dari tradisi gerakan organisasi.
Organ-organ lokal harus membuat laporan kegiatannya secara reguler kepada Pengurus pusat organisasi. Setiap organisasi organisasi harus menyajikan laporannya kepada organ yang tepat berada di atasnya (sebagai contoh: organisasi lokal harus membuat laporan mingguannya ke organ wilayah dan juga ke pengurus pusat organisasi). Tiap-tiap sel, dan group kerja harus membuat laporan kepada organ organisasi yang memimpinnya. Sementara itu, seluruh anggota juga harus membuat laporan tentang kemajuan kerja mereka seminggu sekali kepada sel atau group kerjanya, dan kepada organ yang telah memberinya tugas khusus.
Laporan harus selalu dibuat begitu ada kesempatan. Laporan-laporan itu harus dibuat secara tertulis, ringkas dan langsung ke pokok masalah sesuai dengan format laporan yang telah disepakati. Orang yang menerima laporan harus bertanggung jawab untuk mengamankan informasi tersebut dan jangan sampai mempublikasikannya. Begitu dia menerima laporan, dia harus segera menyampaikannya tanpa ditunda-tunda kepada organ organisasi yang bersangkutan.
Tentu saja, laporan-laporan organisasi ini tidak hanya memuat aktivitas Si Pembuat laporan. Si Pelapor juga harus menyampaikan seluruh hasil pengamatannya selama dia menjalankan pekerjaan organisasi, terutama mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan perjuangan. Yang dimaksudkan disini adalah hal-hal yang sekiranya akan bisa dipertimbanqkan untuk mendorong perubahan-perubahan maupun untuk perbaikan-perbaikan kerja selanjutnya. Para anggota harus menyampaikan usulan-usulan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan kerja organisasi. Sel-sel organisasi, dan group-group kerja harus mendiskusikan seluruh laporan yang mereka terima atau yang mereka sampaikan. Diskusi terhadap isi laporan harus menjadi kebiasaan dalam kerja.
Sel-sel maupun group-group kerja harus menugaskan setiap anggota maupun setiap group-groupnya untuk secara teratur mempelajari dan melaporkan aktivitas-aktivitas organisasi kemahasiswaan yang didominasi elemen borjuis kecil dan terutama sekali, seluruh organisasi organisasi-organisasi yang radikal.


Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2014. Komando Strategi Mahasiswa Merdeka (KOSTUM MERDEKA) - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger